cover
Contact Name
Nafiah Solikhah
Contact Email
nafiahs@ft.untar.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jmstkik@untar.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta barat,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
ISSN : 25796402     EISSN : 25796410     DOI : -
Jurnal ini memuat artikel ilmiah dalam bidang Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Setiap artikel yang dimuat telah melalui proses review. Jurnal Muara diterbitkan dalam rangka mendukung upaya pemerintah Republik Indonesia, khususnya Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi untuk meningkatkan jumlah publikasi ilmiah di tingkat Nasional. Jurnal Muara ini juga dapat menjadi wadah publikasi bagi para mahasiswa (S1, S2 maupun S3) dan dosen di lingkungan perguruan tinggi. Jurnal ini dikelola oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat - Universitas Tarumanagara (DPPM - UNTAR).
Arjuna Subject : -
Articles 15 Documents
Search results for , issue "Vol. 6 No. 1 (2022): Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan" : 15 Documents clear
MITIGASI DAN ADAPTASI MASA PANDEMI DALAM PRAKTIK RUANG KESEHARIAN DI KOMPLEK PERUMAHAN PERKOTAAN (Kasus RW 11 Pekayon Jaya Bekasi) Samsu Hendra Siwi; Titin Fatimah; Mekar Suteja
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol. 6 No. 1 (2022): Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v6i1.15259

Abstract

Wabah virus Covid-19 yang terjadi saat ini sudah meluas ke seluruh dunia. Faktor penularannya sangat mudah dan cepat. Hal ini secara kumulatif dan jangka panjang akan berdampak pada berbagai krisis, baik krisis ekonomi, sosial maupun psikologis.Penelitian ini akan membahas upaya di masyarakat dalam rangka mitigasi yaitu mengurangi dampak dari bencana pandemi yang terjadi, khususnya dampak ekonomi dan psikologis terkait dengan aspek arsitektural. Aktifitas membangun ketahanan pangan di lingkungan rumah dan kawasan, serta adaptasi terhadap pola kebiasaan hidup baru yaitu pemanfaatan lingkungan (seperti tanah fasum-fasos, teras, bagian halaman depan luar rumah sebagai tempat interaksi sosial) serta sikap anggota masyarakat dalam praktik ruang keseharian pada masa pandemi harus dilakukan. Tujuan penelitian ini untuk melihat upaya masyarakat dalam praktik ketahanan pangan dengan pemanfaatan ruang terbatas di lingkungan masyarakat yang dilakukan di perumahan perkotaan dengan pola kehidupan modern-urban dalam menyikapi issue ini. Penelitian ini juga bertujuan melihat upaya masyarakat dalam praktik adaptif ruang keseharian sebagai upaya konsep “new normal” baik di hunian maupun di kawasan lingkungan perumahan perkotaan. Penelitian ini memakai metode fenomenologi dengan mengambil lokasi RW 11 Pekayon Jaya Bekasi sebagai lokasi penelitian. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat sebagai bahan evaluasi bagi pelaksanaan upaya ketahanan pangan dan pelaksanaan upaya non-medik menekan angka penyebaran virus Corona-19 di lingkungan. Hal lain diharapkan juga dapat dipakai sebagai pembelajaran bagi wilayah lain di tingkat masyarakat umum.
PENGARUH KEBERADAAN MRT JAKARTA TERHADAP AKTIFITAS KARYAWAN PERKANTORAN DI SCBD Aldo Andrian; Nurahma Tresani
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol. 6 No. 1 (2022): Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v6i1.6019

Abstract

Jakarta is a densely populated city that requires good public transportation as its infrastructure. SCBD is one of the centers of office activities in Jakarta which is a destination for office employees in Jakarta and outside Jakarta (BoDeTaBek) to work using private vehicles and public transportation. The emergence of MRT (Moda Raya Terpadu) Jakarta which has various facilities within its stations, is expected to be an environmentally friendly transportation solution for the community, especially office employees who need safe and fast transportation. This type of research uses a qualitative approach. With an inductive discussion flow to theorize existing phenomena with benchmarks from the results of theoretical studies that have been carried out. The issues raised are whether MRT Jakarta can be alternative transportation for office employees in SCBD and whether using MRT Jakarta as daily transportation can increase travel efficiency for office employees in SCBD. From the results of this study, it is known that MRT Jakarta still does not have a big effect on office employees in SCBD because MRT Jakarta routes are still limited. MRT can be alternative transportation for office employees in SCBD when other transportation cannot be used, but because the number of MRT Jakarta destinations is still limited, it reduces the efficiency of MRT Jakarta itself on the activities of office employees in SCBD. Keywords: MRT; transportation; SCBD; public transport; office employees AbstrakJakarta merupakan kota padat penduduk yang membutuhkan transportasi umum yang baik sebagai infrastrukturnya. SCBD merupakan salah satu pusat kegiatan perkantoran di Jakarta yang menjadi tujuan bagi para karyawan kantoran di Jakarta maupun di luar Jakarta (BoDeTaBek) untuk bekerja dengan menggunakan kendaraan pribadi dan juga transportasi umum. Munculnya MRT (Moda Raya Terpadu) Jakarta yang memiliki berbagai fasilitas di dalam stasiunnya, diharapkan dapat menjadi solusi transportasi ramah lingkungan bagi masyarakat khususnya karyawan perkantoran yang membutuhkan transportasi yang aman dan cepat Jenis penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif. Dengan alur pembahasan induktif untuk menteorisasikan fenomena yang ada dengan tolak ukur hasil kajian teori yang sudah dilakukan. Masalah yang diangkat adalah Apakah MRT Jakarta dapat menjadi transportasi alternatif bagi karyawan perkantoran di SCBD dan Apakah dengan menggunakan MRT Jakarta sebagai transportasi sehari-hari dapat meningkatkan efisiensi dalam perjalanan bagi karyawan perkantoran di SCBD. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa MRT Jakarta masih belum berpengaruh besar terhadap karyawan perkantoran di SCBD karena rute MRT Jakarta yang masih terbatas. MRT dapat menjadi transportasi alternatif bagi karyawan perkantoran di SCBD bila angkutan lain sedang tidak dapat digunakan, tetapi karena jumlah destinasi MRT Jakarta yang masih terbatas sehingga mengurangi efisiensi dari MRT Jakarta itu sendiri terhadap kegiatan karyawan perkantoran di SCBD. 
PENENTUAN KUALITAS KAYU JATI SECARA VISUAL MENGGUNAKAN METODE LEARNING VECTOR QUANTIZATION Ignatius Ngesti Yuwono; Robertus Krismanto; Antonius Sugianto
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol. 6 No. 1 (2022): Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v6i1.7820

Abstract

Teak Wood (Tectona Grandis) is one of the best woods of the many types of wood species used in Indonesia as material for furniture and building construction. The quality of teak is determined by many factors, one of which is the wood grain pattern density. Currently the determination of the quality of teak wood visually by looking at the wood grain pattern in teak is done by experts who are experienced in the field. Visual classification of teak based on wood grain pattern density is divided into three, namely: grade A: wood grain pattern with high density; grade B: medium density of wood grain pattern; grade C: wood grain pattern with low / no density. Artificial neural networks are information processing systems such as processing in the human brain, which have been widely used in many applications for classification. In research for the classification of teak wood density patterns using Learning Vector Quatization. From the results of testing using the LVQ teak wood density classification method obtained sufficient accuracy that is equal to 68.7% with a kappa value of 0.521, this means that there is a sufficient match between the assessment and the density of the target assessment using LVQ.Keywords: teak wood; artificial neural network; image processing; LVQAbstrakKayu Jati (Tectona Grandis) adalah salah satu jenis kayu terbaik dari banyak jenis spesies kayu yang digunakan di Indonesia sebagai bahan untuk furnitur dan konstruksi bangunan. Kualitas kayu jati ditentukan oleh banyak faktor, salah satunya adalah pola serat kayu. Saat ini penentuan kualitas kayu jati secara visual dengan melihat pola serat kayu jati dilakukan oleh para ahli yang berpengalaman di lapangan. Klasifikasi visual jati berdasarkan kepadatan pola serat kayu dibagi menjadi tiga, yaitu: kelas A: pola serat kayu dengan kualitas tinggi; kelas B: pola serat kayu kualitas sedang; grade C: pola serat kayu dengan kualitas rendah. Jaringan syaraf tiruan adalah sistem pemrosesan informasi seperti pemrosesan di otak manusia. Jaringan syaraf tiruan telah banyak digunakan dalam banyak aplikasi untuk klasifikasi. Penelitian klasifikasi pola kayu jati ini menggunakan metode Learning Vector Quatization (LVQ). Dan dari hasil pengujian menggunakan metode LVQ untuk klasifikasi pola kayu jati, diperoleh akurasi yang cukup yaitu sebesar 68,7%, ini berarti ada kecocokan yang cukup antara penilaian pola serat kayu oleh expert dengan penilaian pola serat kayu dengan menggunakan metode LVQ.
PENGARUH DURASI TIDUR DENGAN KLASIFIKASI TEKANAN DARAH PADA USIA PRODUKTIF DI KOTA MEDAN Darren Gosal; Yohanes Firmansyah; Ernawati Ernawati
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol. 6 No. 1 (2022): Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v6i1.8976

Abstract

Hypertension is defines as elevated blood pressure in adult, where systolic above 140 mmHg and diastolic above 90 mmHg. Blood pressure classification can be divided into: optimal, normal, normal- high, hypertension grade 1, hypertension grade 2, and hypertension grade 3. Hypertension, especially primary hypertension can be caused by several factors, one of them is sleep duration. This study includes 352 subjects which are suitable to the inclusion criteria with cross sectional method in several factories and offices in Medan, August 2014. This study will be analyzed with Kruskal Wallis, followed by Post Hoc Mann Whitney. The result is short sleep duration (less than 6 hours) is associated with elevated hypertension incidence (p- value < 0,001), where there are significant differences in several groups such as, optimal with hypertension grade 1 (p- value = 0,001); optimal with hypertension grade  2 (p-value : 0,003); optimal with hypertension grade 3 (p-value : 0,027), normal with hypertension grade 1 (p-value : 0,002), normal with hypertension grade 2 (p-value : 0,003), normal with hypertension grade 3 (p-value : 0,003), normal- high with hypertension grade 1 (p-value : 0,028), normal- high with hypertension grade 2 (p-value : 0,012), and normal- high with hypertension grade 3 (p-value : 0,023). Conclusions of the study is there is an effect between sleep duration and hypertension incidence. Keywords: Hypertension; Sleep Duration; Productive Age AbstrakHipertensi merupakan peningkatan tekanan darah pada dewasa dimana sistolik lebih dari 140 mmHg dan diastolik lebih dari 90mmHg. Kejadian hipertensi terdapat pada dua per tiga negara berpenghasilan rendah, dan menengah. Klasifikasi tekanan darah dibagi menjadi optimal, normal, normal tinggi, hipertensi derajat 1, hipertensi derajat 2, hipertensi derajat 3. Hipertensi terutama hipertensi primer dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya adalah durasi tidur. Penelitian ini meliputi 352 responden yang termasuk dalam kriteria inklusi dengan metode pengambilan data potong lintang di beberapa pabrik dan kantor di Kota Medan periode Agustus 2014. Analisis dilakukan dengan uji Kruskal Wallis, dilanjutkan dengan Post Hoc Mann Whitney. Hasilnya, durasi tidur yang pendek (kurang dari 6 jam) berhubungan dengan meningkatnya kejadian hipertensi (p- value  <0,001), dimana terdapat perbedaan signifikan antara kelompok optimal dengan hipertensi tingkat 1 (p-value : 0,001), optimal dengan hipertensi tingkat 2 (p-value : 0,003), optimal dengan hipertensi tingkat 3 (p-value : 0,027), normal dengan hipertensi tingkat 1 (p-value : 0,002), normal dengan hipertensi tingkat 2 (p-value : 0,003), normal dengan hipertensi tingkat 3 (p-value : 0,003), normal tinggi dengan hipertensi tingkat 1 (p-value : 0,028), normal tinggi dengan hipertensi tingkat 2 (p-value : 0,012), dan normal tinggi dengan hipertensi tingkat 3 (p-value : 0,023). Kesimpulan dari penelitian ini terdapat pengaruh antara durasi tidur dengan kejadian hipertensi.
WORKLOAD FORMATION WITH DEA AND FTE METHOD IN PT. PLN LOCATED AT BANGKA BELITUNG Lina Gozali; Fransiska Lefta; Kenty Lieanda; Lilyana Lilyana; Tri Sampurno; Siti Rohana
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol. 6 No. 1 (2022): Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v6i1.9762

Abstract

Employee composition problem at PT. PLN (Persero) Bangka Belitung Region is still on demand. When a unit needs more employees, the unit makes a request for additional employees. Even though, it is not important to unit needs, moreover the background at additional employees cannot tell to add a number of these employees. The 35,000 MW project increases the number of projects in generation and distribution and transmission. Workload problems are influenced by the number of employees composition in a section, employees’ competency, etc. Workload samples taken from each rayon found that Pangkal Pinang Rayon has the highest workload ratio in PLN Babel, the difference with other rayon is 6915.43 with the number of customers to 145,224 with the total number of employees 21 people. The total composition of employees is measured by Full Time Equivalent and Data Envelopment Analysis method is combined with business data to get the appropriate number of employees so that the reporting of workload data does not burden the employees in their daily activities. Due to a greater workload or lot compared to other offices. Therefore, an increase in workforce is needed.AbstrakMasalah komposisi pegawai di PT PLN (Persero) Wilayah Bangka Belitung masih on demand. Ketika unit membutuhkan lebih banyak karyawan, unit membuat permintaan untuk karyawan tambahan. Padahal, tidak penting untuk kebutuhan unit, apalagi latar belakang di karyawan tambahan tidak bisa menyuruh untuk menambah sejumlah karyawan tersebut. Proyek 35.000 MW meningkatkan jumlah proyek dalam pembangkitan dan distribusi dan transmisi. Masalah beban kerja dipengaruhi oleh jumlah komposisi karyawan dalam suatu bagian, kompetensi karyawan, dll. Sampel beban kerja yang diambil dari setiap rayon menemukan bahwa Pangkal Pinang Rayon memiliki rasio beban kerja tertinggi di PLN Babel, selisihnya dengan rayon lainnya adalah 6915,43 dengan jumlah pelanggan menjadi 145.224 dengan jumlah karyawan 21 orang. Komposisi total karyawan diukur dengan metode Full Time Equivalent dan Data Envelopement Analysis dikombinasikan dengan data bisnis untuk mendapatkan jumlah karyawan yang sesuai sehingga pelaporan data beban kerja tidak membebani karyawan dalam kegiatan sehari-hari mereka. Karena beban kerja atau lot yang lebih besar dibandingkan dengan kantor lain. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan tenaga kerja. Kata Kunci: beban kerja; Setara Penuh Waktu; Data Bisnis; Analisis Penyelubungan Data
PENGARUH LATIHAN ISOMETRIK DAN ISOTONIK TERHADAP NYERI OTOT NON SPESIFIK PADA MAHASISWA DI MASA PANDEMI Mila Citrawati; Yuli Suciati; Diana Agustini
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol. 6 No. 1 (2022): Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v6i1.9948

Abstract

During pandemic, learning process changed into online method which often cause musculoskeletal complaint. This research aimed to discover the effect of isometric and isotonic exercises to nonspecific muscle pain on college students who went through online learning process. This study used qualitative quasi experiment to observe changes after exercise. The subjects were 40 college students aged 20-22 years old. Visual Analog Scale was used to measure paim grade before and after exercise. Exercise contained of isometric and isotonic exercises on neck, shoulder and back muscles. This exercise conducted 3 times a week, within 4 weeks and the duration of exercise was 20 minutes each. After 4 weeks of exercise muscle pain changed from average scale of 4 to 1 (p=0,001) with CI 95%. Conclusion of this study is isometric and isotonic exercises has effect on nonspecific muscle pain. Keywords: isometric. Isotonic; Non Specific Muscle PainAbstrakPada masa pandemi proses pembelajaran dilakukan secara daring, sehingga menyebabkan keluhan muskuloskeletal. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh latihan isometrik dan isotonik terhadap nyeri otot non spesifik pada mahasiswa yang menjalani kuliah daring. Metode yang digunakan adalah quasi eksperimen kuantitatif yaitu memberi perlakuan dan mengukur akibat perlakuan. Subyek penelitian terdiri dari 39 mahasiswa berusia 20-22 tahun. Digunakan visual analog scale (VAS) sebelum dan sesudah latihan untuk mengukur derajat nyeri subyek. Latihan terdiri dari latihan isometrik dan isotonik otot leher, bahu dan punggung sebanyak 3 kali seminggu selama 4 minggu dengan durasi 20 menit per latihan. Setelah latihan 4 minggu terdapat perubahan derajat nyeri dari rata-rata VAS 4 menjadi rata-rata 1 (nilai p=0,001) dengan CI 95%. Disimpulkan latihan isometrik dan isotonik mempunyai efek terhadap nyeri otot non spesifik. 
PENGARUH DAUN ARA (FICUS AURICULATA) TERHADAP KADAR GLUTATION JANTUNG TIKUS YANG DIINDUKSI HIPOKSIA SISTEMIK KRONIK Michael Chen; David Limanan; Eny Yulianti; Frans Ferdinal
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol. 6 No. 1 (2022): Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v6i1.10962

Abstract

Hypoxia can increase ROS and trigger oxidative stress that can affect the heart. The body has an antioxidants defense system to prevent oxidative stress, one of glutathione (GSH). Antioxidants can also come from secondary plant metabolites such as fig leaves (Ficus auriculata). However, there is still very little research on the effect of giving Ficus auriculata on GSH. The aim of this study was to examine the effect of antioxidant fig leaves on GSH rats that induced by chronic systemic hypoxia. This research was in vivo experimental, using Sprague Dawley rats which were divided into 8 groups (n=4), namely four groups were given fig leaf extract (14days) thick dose (300mg/KgBW) and four were given a dilute dose (150mg/KgBW). Extract of fig leaves using maceration method with ethanol. After being given fig leaf extract, the thick and dilute groups were further divided into normoxia, hypoxia (8%O2, 92%N2) 1, 3, and 7 days. At the end of the study, the experimental animals were anesthetized, and the heart are taken. Measurement of GSH levels using the Ellman method. The results showed a significant decrease (Mann-Whitney, p<0.05) levels of GSH in the heart of rats in the thick and dilute dose groups induced by hypoxia for 3 and 7 days when compared to controls. GSH levels were found to be higher in the thick dose group because its action in eliminating free radicals was assisted by antioxidants contained in fig leaf extract. It can be concluded that the administration of fig leaf extract can help GSH work in dealing with free radicals caused by hypoxia. Keywords: Fig leaves (Ficus auriculata); Glutathione (GSH); Hypoxia; Reactive Oxygen Species (ROS); Heart AbstrakHipoksia dapat meningkatkan ROS dan mencetuskan keadaan stres oksidatif yang dapat merusak organ, termasuk jantung. Tubuh memiliki sistem pertahanan antioksidan untuk mencegah stres oksidatif, salah satunya glutation (GSH). Antioksidan juga dapat berasal dari metabolit sekunder tumbuhan seperti daun ara (Ficus auriculata). Akan tetapi masih sangat kurang penelitian mengenai pengaruh pemberian antioksidan eksogen (ekstrak Ficus auriculata) terhadap antioksidan endogen (GSH) ini. Tujuan penelitian ini adalah melihat pengaruh antioksidan daun ara terhadapat GSH pada tikus yang diinduksi hipoksia sistemik kronik. Penelitian eksperimental in vivo terhadap hewan coba Sprague Dawley yang dibagi menjadi 8 kelompok (n=4), yaitu 4 kelompok yang diberi ekstrak daun ara (14 hari) dosis kental (300 mg/KgBB) dan 4 diberi dosis encer (150 mg/KgBB). Ekstrak daun ara dengan metode maserasi menggunakan etanol. Setelah diberikan ekstrak daun ara, keempat kelompok yang diberi dosis kental dan encer tersebut dibagi lagi menjadi kelompok normoksia, hipoksia (8%O2, 92%N2) 1, 3, dan 7 hari. Diakhir penelitian, hewan coba dianestesi dengan ketamin (75-100mg/kgBB) dan xylazin (5-10mg/kgBB), dan diambil organ jantungnya.  Pengukuran kadar GSH jantung dengan metode Ellman. Hasil penelitian menunjukan penurunan bermakna (Mann-whitney, p<0.05) kadar GSH jantung tikus pada kelompok dosis kental maupun encer yang diinduksi hipoksia 3 dan 7 hari bila dibandingkan kontrol. Kadar GSH didapatkan lebih tinggi pada kelompok dosis kental karena kerjanya dalam mengeliminasi radikal bebas dibantu oleh antioksidan yang terdapat dalam ekstrak daun ara. Dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak daun ara dapat membantu kerja GSH dalam menghadapi radikal bebas akibat hipoksia.
GAMBARAN ACTIVE LEARNING DAN CRITICAL THINKING DALAM IMPLEMENTASI PBL PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA Melania Brigitta Ipsan; Yoanita Widjaja
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol. 6 No. 1 (2022): Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v6i1.11084

Abstract

Problem based learning (PBL) is a student - centered learning method that provides problem for students to discuss together. One of the benefits of PBL is to encourage students to be actively involved in the learning process and stimulates students to think critically. The purpose of this research is to describe active learning and critical thinking ability in medical students of Universitas Tarumanagara. This is a descriptive study with a cross-sectional design that involves 113 medical students. The data were obtained using a questionnaire of Self-Assessment Scale on Active Learning and Critical Thinking (SSACT). The results of this research shows a mean score of 31,05 (5,36) for active learning and 45,17 (5,23) for critical thinking. From the three classes of the academic stage (2017, 2018, 2019), the highest mean scores of active learning and critical thinking were seen in students of class 2019, while the lowest were seen in class 2017. Students of class 2019 got a mean score of 33,00 (5,11) for active learning and 47,26 (5,04) for critical thinking. Meanwhile, students of class 2017 got a mean score of 29,14 (5,19) for active learning and 43,49 (5,03) for critical thinking.Keywords: active learning; critical thinking; problem based learning AbstrakProblem based learning (PBL) adalah metode pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa dengan menyajikan sebuah masalah untuk didiskusikan bersama. Salah satu manfaat PBL yaitu mendorong mahasiswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran (active learning) dan menstimulasi berpikir kritis (critical thinking). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran kemampuan active learning dan critical thinking pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara tahap akademik. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross sectional dan melibatkan 113 mahasiswa. Data diambil dengan menggunakan kuesioner Self-Assessment Scale on Active Learning and Critical Thinking (SSACT). Hasil penelitian menunjukkan rerata skor active learning sebesar 31,05 (5,36) dan critical thinking sebesar 45,17 (5,23). Dari tiga angkatan mahasiswa pada tahap akademik (2017, 2018, 2019), rerata skor active learning maupun critical thinking tertinggi tampak pada mahasiswa angaktan 2019, sedangkan yang terendah yaitu angkatan 2017. Mahasiswa angkatan 2019 memiliki rerata skor active learning sebesar 33,00 (5,11) dan critical thinking 47,26 (5,04). Sedangkan mahasiswa angkatan 2017 memiliki rerata skor active learning sebesar 29,14 (5,19) dan critical thinking 43,49 (5,03).
PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN DENTAL PADA MURID SMU BERDASARKAN KARATERISTIK SOSIODEMOGRAFI Lia Hapsari Andayani; Maria Josephine Poerjoto; Tri Erri Astoeti
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol. 6 No. 1 (2022): Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v6i1.11883

Abstract

Dental anxiety is a condition when someone feels anxious about dental and oral treatment. Dental anxiety causes patients to avoid dental and oral treatments, thereby increasing the risk of dental and oral health problems. This study aims to determine the differences in the level of dental anxiety in high school students based on sociodemographic characteristics. In this online cross sectional study, a total of 145 students of Loyola College Semarang was participated.  Dental anxiety was assessed using Short Dental Anxiety Inventory (S-DAI) questionnaire which consisted of 9 statements. Mann-Whitney test was performed to measure dental anxiety mean score differences. Chi-Square test was conducted to see the associations between dental anxiety level and sociodemographic characteristics. As many as 60% students had mild to moderate dental anxiety, while 32% students had severe dental anxiety. Students who had never visited a dentist in the past year had higher mean scores (25.14 + 8.39;p=0.022) compared to students who visited a dentist once or more during the past year (21.37 + 8.61). There was significant difference in the mean value of dental anxiety in Loyola College Semarang high school student based on visits to the dentist in the past year.  Keywords: dental anxiety; S-DAI; high school student AbstrakKecemasan dental merupakan suatu keadaan seseorang merasa cemas terhadap tindakan perawatan gigi dan mulut. Kecemasan dental menyebabkan pasien menghindari perawatan dokter gigi, sehingga meningkatkan risiko masalah kesehatan gigi dan mulut. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan tingkat kecemasan dental pada murid SMU berdasarkan karateristik sosiodemografi. Penelitian cross sectional ini dilakukan secara daring pada 145 murid SMU Kolese Loyola Semarang. Pengukuran kecemasan dental menggunakan instrumen kuesioner Short Dental Anxiety Inventory (S-DAI) yang terdiri dari 9 pernyataan. Uji Mann-Whitney dilakukan untuk melihat perbedaan nilai rata-rata kecemasan dental murid. Uji Chi-Square dilakukan untuk melihat hubungan antara tingkat kecemasan dental dengan karateristik sosiodemografi murid. Sebanyak 60% murid memiliki kecemasan dental dalam tingkat ringan sampai dengan sedang, sementara 32% murid memiliki kecemasan dental berat. Kelompok murid yang tidak pernah mengunjungi dokter gigi selama satu tahun terakhir memiliki nilai rata-rata lebih tinggi secara signifikan (25,14 + 8,39; p=0,022) dibandingkan dengan kelompok murid yang mengunjungi dokter gigi sebanyak satu kali atau lebih selama satu tahun terakhir (21,37 + 8,61). Terdapat perbedaan nilai rata-rata kecemasan dental  yang bermakna pada murid SMU Kolese Loyola Semarang berdasarkan kunjungan ke dokter gigi dalam satu tahun terakhir.
SITOTOKSISITAS EKSTRAK CAMPURAN BUAH SIRIH, PINANG, DAN KAPUR TERHADAP GALUR SEL 3T3 Rahmi Amtha; Najla Nadiah; Felix Wong; Ferry Sandra
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol. 6 No. 1 (2022): Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v6i1.11979

Abstract

The habit of betel quid chewing has been determined by the WHO as a risk factor for oral cancer due to the carcinogenic substances contained in the mixture. Betel quid chewing is a habit of chewing a mixture of betel, areca nut, and slaked lime with or without tobacco. Until now, betel quid chewing is still one of the habit of people in several countries in Southeast Asia, including Indonesia. The culture of betel quid chewing is still high, especially in eastern Indonesia. The composition of quid used may vary in each area. Eastern Indonesia uses more Piper betel inflorescence (betel fruit) than betel leaf. A study on the cytotoxicity of a mixture of betel fruit, areca nut, and lime originating from NTT Kupang, has never been carried out. This study aimed to determine the cytotoxicity of the mixture extracts mentioned above against 3T3 cell lines fibroblast and its Inhibitory Concentration of 50% (IC50). Cytotoxicity test using MTT assay was carried out on fibroblast 3T3 cell lines on betel mixtures with concentrations of 0, 30, 60, and 120 µg/mL at the 24 and 48 hour incubation period. The extract mixture shows the highest toxic concentration of 120 µg/mL with an incubation period of 48 hours. The IC50 of the extract at the 24 and 48 hour incubation period was 125,21 µg/mL, and 155.06 µg/mL respectively. The mixture of Piper betel inflorescence, areca nut, and lime extracts is cytotoxic against 3T3 cell lines. Keywords: cytotoxicity; piper betel inflorescence; areca nuts; slaked lime; 3T3 AbstrakKebiasaan menyirih telah ditetapkan oleh WHO sebagai salah satu faktor risiko terjadinya kanker mulut dikarenakan adanya bahan karsinogenik yang terkandung dalam campurannya. Menyirih merupakan suatu kebiasaan mengunyah campuran buah sirih, pinang, dan kapur dengan atau tanpa tembakau. Hingga kini menyirih masih menjadi salah satu kebiasaan masyarakat pada beberapa negara di Asia Tenggara termasuk Indonesia. Budaya mengunyah sirih masih cukup tinggi terutama di Indonesia bagian timur. Campuran sirih yang digunakannya dapat bervariasi. Indonesia timur lebih banyak menggunakan buah sirih dibandingkan daun sirih. Penelitian mengenai sitotoksisitas campuran buah sirih, pinang dan kapur yang berasal dari NTT Kupang, belum pernah dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sitotoksisitas campuran ekstrak buah sirih, pinang dan kapur terhadap galur sel fibroblast 3T3 serta Inhibitory Concentration of 50% (IC50). Uji sitotoksitas dengan MTT assay dilakukan pada galur sel fibroblast 3T3 terhadap campuran sirih dengan konsentrasi 0, 30, 60 dan 120 µg/mL pada masa inkubasi 24 dan 48 jam. Campuran ekstrak yang menunjukkan sitotoksik paling tinggi pada konsentrasi 120 µg/mL dalam masa inkubasi 48 jam. IC50 ekstrak pada masa inkubasi 24 dan 48 jam adalah 125,21 µg/mL dan 155,06 µg/mL. Campuran ekstrak buah sirih, pinang dan kapur bersifat sitotoksik terhadap galur sel 3T3.

Page 1 of 2 | Total Record : 15